Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih
muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak
keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel di
pundak, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke
desa lain, dari satu lembah ke lembah lain, pantai, gunung, hutan,
padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasaan setempat, naik
turun angkutan umum, menumpang menginap
di rumah-rumah, selasar masjid, penginapan murah meriah, nongkrong di
pasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses
tersebut.
Maka, semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.
Maka, semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.
--Tere Liye--